Tren fashion selalu bergerak dengan cepat. Bagi para fashionista, khususnya para wanita, mengikuti tren fashion adalah wajib hukumnya agar selalu dibilang up to date.
Namun pada kenyataannya, tidak semua tren fashion termasuk aturan berpakaian itu bagus. Namun mereka yang selalu beralasan mengikuti tren tidak memusingkannya. Padahal seorang wanita adalah obyek fashion. Hampir semua karya perancang busana 90% berobyek pada wanita.
Akibatnya, banyak terjadi fashion disaster atau bencana dalam berpenampilan, begitu yang dikatakan oleh para kritisi mode. Dan sekali lagi, banyak perempuan tidak peduli.
Contohnya seperti kasus ini. Pakaian dalam (underwear) pada hakikatnya adalah sebagai penunjang penampilan. Dan menurut etika berpenampilan yang namanya "pakaian dalam" adalah tabu untuk diperlihatkan. Tapi para wanita, bahkan wanita Indonesia banyak yang menabrak aturan dalam berpakaian. Meskipun begitu mereka cuek-cuek saja walau dikategorikan sebagain fashion disaster victims (korban bencana fashion).
Tidak prlu ke luar negeri atau repot-repot melihatnya di media gosip, karena kita dapat melihatnya dengan jamak di sekitar rumah, supermarket, mall, terminal dan tempat-tempat umum lainnya, bahkan di rumah sakit sekalipun!
Seperti inilah penampilan mereka:
Benar-benar bencana fashion, bukan? Sekali lagi, tidak hanya di sekitar rumah, bandara, terminal, mall, rumah sakit, ATM, tetapi di semua tempat umum. Apakah yang demikian dapat di katakan (berpenampilan) terhormat walaupun dia membawa mobil mewah?
Pada hakikatnya, kasus-kasus atau kejadian pemerkosaan memang bersumber dari (imajinasi) laki-laki. Namun para perempuan yang berpenampilan seperti inilah yang sesungguhnya "mengundang" terjadinya tindak perkosaan.
Brainstorming atau bra in storming? Yang pasti, bra seperti diatas dapat menyebabkan "badai" di pikiran lelaki.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar