Selasa, 30 Oktober 2012

Kisah Penyesalan Pria Operasi Kelamin






ReadNet 88 - Merasa terperangkap dalam raga yang salah. Itu biasanya menjadi alasan
sejumlah orang melakukan operasi penyesuaian alat kelamin. Namun, sama
sekali bukan itu yang melatari kenekatan Gary Norton mengubah kelaminnya
menjadi wanita.

Pria veteran Royal Air Force (RAF) Inggris itu
melakukan operasi saat usianya sudah cukup renta, 52 tahun. Memanfaatkan
dana dari sistem kesehatan nasional di negaranya (NHS), ia hanya ingin
mengambil jalan pintas untuk memudahkannya menjalin hubungan fisik
dengan banyak wanita.

Usai berganti kelamin, Norton mengubah
namanya menjadi Gillian. Ia lantas bergabung dalam beberapa komunitas
wanita, seperti kelas yoga, agensi model bikini. Ia juga sering
menghabiskan waktu di salon, membeli bikini, gaun cantik, dan make up.

Ia
menjadikan itu modal untuk memulai kencan dengan beberapa teman
wanitanya. Namun, semua itu justru menjerumuskannya dalam keterpurukan
menyiksa.

Norton sungguh tak berpikir panjang. Meski operasi
membuat kelaminnya berubah, jiwanya tetap maskulin. "Saya merasa
terjebak. Saya pikir telah melakukan hal terbaik dengan menjadi wanita.
Tapi, kondisi ini justru menjadikan saya seorang lesbian," ujarnya
kepada The Sun.

Ia merasa operasi mengubah kelamin
adalah kesalahan terbesar dalam hidupnya. Tak hanya mengantarnya pada
komunitas lesbi, perubahan gender yang tak dari hati membuatnya hanyut
dalam kesepian dan kesengsaraan.

Di usianya yang kini menginjak
75 tahun, ia telah berhenti mengonsumsi obat hormon wanita yang
berfungsi menghentikan pertumbuhan rambut di sekitar dagunya. Ia juga
harus mengonsumsi obat untuk melawan pertumbuhan payudaranya.

Merasa
terjebak dalam sebuah mimpi buruk, Gary pun akhirnya mengajukan surat
permohonan kepada NHS untuk mengembalikan kelaminnya seperti semula.
Sayang, permohonan pembiayaan operasi pengembalian kelaminnya itu
ditolak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar